jangan menunggu sempurna

Ashfalia Pramudya
2 min readFeb 12, 2024

--

malam itu, seorang gadis tengah menunggu cemas di halte bus. sudah berpuluh penumpang melewatinya, turun-naik bus yang berhenti dan berjalan pergi. namun, tak kunjung pula gadis itu berdiri. sampai esok paginya, esok paginya lagi, hingga berbulan-bulan lamanya.

lama-lama, penumpang lain menyadari tabiat tak biasa tersebut. salah seorang memberanikan diri untuk bertanya. “halo nona muda, bus apa yang sejatinya kamu tunggu? apakah sudah benar pemberhentianmu?”

gadis itu menelan ludah. ia tak menyangka seseorang akan bertanya. sedikit gemetar, ia menjawab. “aku mencari bus bertitel sempurna. kira-kira, kapan bus itu hadir, ya?”

aku adalah gadis itu. jiwaku, setidaknya, tertaut di halte bus itu.

aku menahan diri untuk tidak meluapkan kata, sebab belum ada momen eureka, ide brilian yang menghampiri kepala. selalu saja ada alasan, alasan, alasan. november terlalu sibuk menyiapkan pementasan. desember belajar keras untuk ujian. januari berlalu, februari nyaris setengah bulan berjalan. tak ada satu tulisan baru (setidaknya yang berani kuungah di mediumku).

“dasar manusia, bisanya hanya berjanji mulu!”

aku menyumpahi diri sendiri. aku menyampahi diri sendiri.

aku budak kesempurnaan. sejatinya, aku hanya bukti nyata kefanaan.

buat diriku di masa depan. bila kamu masih ragu melangkah dan mencipta, ingat bahwa sempurna bukan milik kita. menulis saja. tumpahkan hatimu meski kamu merasa seluruh dunia menutup telinga. tuangkan kisahmu meski kamu merasa dunia tak melihat urgensi di baliknya.

lepaskan tautanmu. tinggalkan halte bus itu.

--

--

Ashfalia Pramudya

a stairway to ashfalia pramudya's mind. to know more about her, you can interact with @ashfalia.pramudya on instagram