untuk sorai

Ashfalia Pramudya
2 min readMay 29, 2024

--

“kau dan aku saling membantu, membasuh hati yang pernah pilu. mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai pernah bertemu.”

begitu nadin amizah berkisah di lagunya, sorai. sekarang, giliran aku yang berkisah, ya. semoga kamu berkenan mendengarkan kisahnya meski suaraku tak semagis nadin amizah.

aku berkenalan dengan sorai saat aku tengah pilu-pilunya. masa smp, penuh drama remaja hormonal yang belum tahu cara meregulasi emosinya. saat mendengarkannya, aku bertanya-tanya sendiri. “kok bisa ada orang yang mau menyembuhkan luka satu sama lain, tapi akhirnya tidak bersatu juga? itu hubungan atau rumah sakit biasa?”

sungguh, kanak-kanak sekali jalan pikirku.

di waktu yang bersamaan, aku berkenalan dengan seseorang. lihai sekali ia membuatku tertawa gegara tingkahnya. natural sekali caranya kita berkawan, semua berawal dari canda dan perbincangan soal angkasa. ia menyukai angkasa, bahkan lebih dari cintaku pada langit dan isinya. aku kerap kali melihatnya mengunci mulut di lorong sekolah. namun bila berbincang soal semesta, mataku seolah dihadapkan dengan pijar matanya. terang sekali, seolah angkasa adalah hal paling penting di hidupnya.

seiring jam pasir berlalu, aku berharap akulah hal paling penting di sana.

sesaat, bukan, lebih dari sesaat aku merasakannya.

mendengar kabar kecil dan besar. menyaksikan dunia dari potretan lensanya. mengetahui detail kehidupannya. menanyakan keseharian dan kesukaan. membasuh kepiluan dan kesesakan di dada. baik aku dan ia.

perlahan, nama dan kisahnya kusebut dalam doa.

tapi rupa-rupanya, tuhan menyiapkan skenario berbeda. tidak ada pertengkaran hebat, perseturuan yang membuat kita membuang muka. hanya ada jarak yang sejatinya cukup dekat untuk ditempuh. namun aku menahan diriku, menampar diri sendiri setiap hati berniat untuk mengunjungi. rupanya jarak itu pula jawaban atas patah hati.

mungkin memang bukan jalannya, sedekat apapun jaraknya.

mungkin memang tak jadi satu, namun bersorai pernah bertemu.

untuk sorai, terima kasih atas segalanya

semoga suatu hari nanti, ulang tahunku kau ingat tanpa harus kupinta

— ashfalia pramudya

--

--

Ashfalia Pramudya

a stairway to ashfalia pramudya's mind. to know more about her, you can interact with @ashfalia.pramudya on instagram